Fakta Sam Walton, Sang Visioner di Balik Kesuksesan Walmart

Bicara soal bisnis ritel mengingatkan saya pada Walmart, sebuah perusahaan ritel multinasional Amerika dengan jaringan toko yang sangat luas. Tentu kesuksesan Walmart tidak lepas dari sosok pendirinya, yaitu Sam Walton. Perjalanannya memulai bisnis dari sebuah toko kecil di Bentonville, Arkansas hingga membangun perusahaan sebesar Walmart berhasil menarik atensi saya. Apakah Anda juga demikian? Jika iya, mari cari tahu fakta Sam Walton!

Fakta Sam Walton

Samuel Moore Walton atau yang sering disapa dengan nama Sam Walton ini dikenal sebagai sosok gigih yang lahir di Kingfisher, Oklahoma pada 29 Maret 1918. Putra sulung dari pasangan Thomas Gibson Walton ini membuka toko pertamanya pada tahun 1962 di Rogers, Arkansas, Amerika Serikat. Sejak awal berdiri, bisnisnya terus berkembang dan namanya mulai populer. Untuk lebih jelasnya, berikut ini fakta Sam Walton.

1. Terjun ke Bisnis Ritel pada 1940

sc: corporate.walmart

Sam Walton mengawali perjalanan profesionalnya dalam bisnis ritel pada tahun 1940. Saat itu ia pertama kali bekerja sebagai sales trainee di Toko J.C. Penny di Des Moines, Iowa. Ia memberikan pelayanan yang baik kepada pada pelanggan, karena tidak suka membuat mereka menunggu dan harus berkaitan dengan berbagai dokumen.

Ia berhasil memulai langkah awalnya dengan baik dan mengukir prestasi. Walton adalah seorang sales berbakat, yang berkontribusi pada peningkatan penjualan. Ia dapat menambahkan sekitar US$25 per bulan dalam bentuk komisi ke gajinya. 

2. Pernah Menjadi Angkatan Darat Amerika Serikat

Hanya berselang 2 tahun setelah mulai terjun ke dunia ritel, Sam Walton direkrut menjadi Angkatan Darat Amerika Serikat pada tahun 1942. Ia bertugas sebagai perwira komunikasi di Korps Intelijen Angkatan Darat selama Perang Dunia II. Hal ini membuat langkahnya menekuni bisnis ritel terhenti sejenak.

Setelah dibebastugaskan dari Angkatan Darat Amerika Serikat pada 1945, Walton harus menghidupi istri dan anaknya. Berbagai cara dilakukannya, termasuk kembali ke industri ritel. Pada usia belum genap 30 tahun, ia menyisihkan US$5 ribu dari uangnya. Kemudian, meminjam dari ayah mertuanya sebesar US$20 ribu untuk membeli Ben Franklin Store, toko serba ada yang dikelola dengan sistem waralaba di Newport, Arkansas.

Baca juga: Mengenal Growth Mindset: Kunci Sukses dalam Menghadapi Tantangan Hidup

3. Penolakan Tidak Menghentikan Langkah Sam Walton

sc: businesschronicler

Pengalaman dan bakat Sam Walton sebagai sales membuatnya selalu tahu cara memenangkan hati pelanggan. Ia pun membuat strategi untuk menetapkan harga produk yang jauh di bawah pengecer lain, sehingga melipatgandakan bisnisnya. Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit, begitulah kira-kira peribahasa yang sesuai.

Harga yang lebih terjangkau dibanding toko pesaing akan menarik lebih banyak pelanggan, meski laba yang diperoleh setiap satu penjualan lebih sedikit. Namun, banyaknya pembeli yang tertarik akan membuat barang lebih cepat habis dan lama pun meningkat.

Pada tahun 1950, ia memiliki Ben Franklin Store terkemuka di enam wilayah negara bagian. Sayangnya, tidak semua orang suka akan keberhasilan yang diraihnya. Seorang tuan tanah justru menolak memperbarui sewa kepada Walton. Namun, hal ini tidak membuatnya menyerah begitu saja.

Ia justru mendirikan store di lingkungan kecil Bentonville dan bersikeras untuk menyewanya selama 99 tahun. Sekitar 10 tahun kemudian, pada 1960, ia dengan bangga menunjukkan bahwa telah memiliki 15 store di berbagai wilayah.

4. Mengubah Strategi untuk Mendapatkan Laba yang Diharapkan

Bisnis yang dijalankan Walton memang berkembang, tapi tidak memperoleh lama seperti yang diharapkannya. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk mengambil strategi baru dengan memangkas harga secara drastis dan imbal baliknya berupa penjualan dalam jumlah besar. Ia sempat mendekati perusahaan yang mewaralabakan Ben Franklin Store, tapi ditolak mentah-mentah karena idenya dianggap konyol.

Apakah langkahnya akan terhenti? Tidak, Walton memberanikan diri untuk mengambil risiko yang lebih besar. Ia rela menggadaikan rumahnya untuk membuka Wal-Mart, kependekan dari Walton Mart. Walmart pertamanya berdiri pada tahun 1962 di Rogers, Arkansas.

5. Walmart Terkenal pada Tahun pertama

Walton memang sudah lama berkecimpung dalam bisnis ritel, tapi membutuhkan waktu cukup singkat untuk membuat Walmart populer. Dalam kurun waktu satu tahun, Walmart langsung terkenal setelah menjadi perusahaan publik. Mulai dari menambah 6 toko, kemudian 13 toko dalam kurun waktu 2 tahun, masih bertambah pada tahun-tahun berikutnya.

Pada akhir tahun 1980, Walton tercacat memiliki sekitar 276 toko. Lima tahun kemudian, tepatnya pads 1985, Majalah Forbes mengumumkan bahwa Sam Walton sebagai orang terkaya di Amerika Serikat. Kekayaannya diperkirakan mencapai US$2,8 miliar. Sementara itu, Walmart menjadi pengecer terbesar ketiga di Amerika Serikat pada 1987.

Kesuksesan Sam Walton dalam industri ritel mengantarkannya pada berbagai prestasi dan penghargaan. Salah satunya, penghargaan Walton Medal of Freedom dari Presiden George Bush atas semangat kewirausahaan dan  kepeduliannya terhadap karyawan dan komunitasnya pada 17 Maret 1992. Hal ini menandai pencapaian terakhir Sam Walton, karena ia meninggal pada 5 April 1992, dengan kejayaan bersih hampir US$25 miliar.

Baca juga: 7 Film tentang Bisnis Terbaik Tahun 2025 yang Menginspirasi

Mengapa Perusahaan Harus IPO?

sc: tycoonstory

Deretan fakta dari kisah Sam Walton, pendiri Walmart tersebut menunjukkan dampak besar dari strategi Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum perdana. Ketika Walmart go public pada tahun 1970, langkah ini memberikan suntikan dana besar yang memungkinkan ekspansi toko secara cepat di Seluruh Amerika Serikat.

Sam Walton memahami pentingnya pertumbuhan yang terstruktur dan efisien, dan melalui IPO, ia mampu mewujudkan visinya membangun jaringan ritel terbesar di dunia. Langkah ini dapat kita terapkan saat menjalankan bisnis dan menjadikan IPO sebagai salah salah satu pintu masuk bagi perusahaan untuk tumbuh pesat. Selain itu, sapat memperkuat fondasi bisnis jangka panjang.

Baca juga: Profil Sri Prakash Lohia: Perjalanan Bisnis yang Mengubah Industri Global

Penutup

Kelima fakta Sam Walton tersebut menginspirasi saya bahwa kesuksesan tidak hanya tentang finansial yang luar biasa. Lebih dari itu, dedikasi tanpa henti pada pelanggan, inovasi yang berani, dan budaya hemat yang diterapkan secara konsisten. Keberhasilannya membangun Walmart pun didasari prinsip-prinsip bisnis yang kuat dan visi jangka panjang yang dipegang teguh sejak awal.