Apa Itu Distraksi? Kenali Bagaimana Cara Menghindarinya

Apa Itu Distraksi

Terdistraksi adalah kondisi yang bisa membuat siapa pun frustrasi saat bekerja. Saya sendiri sudah sering merasakan dan tertarik untuk membahas lebih detail tentang apa itu distraksi. Rasanya kesal ketika sudah menyiapkan diri untuk produktif, namun tiba-tiba fokus menjadi buyar gara-gara hal-hal kecil yang mengganggu.

Fokus adalah senjata paling ampuh, tapi sayangnya menjaga fokus tidak pernah mudah. Selalu ada distraksi atau gangguan kecil yang membuat perhatian teralihkan. Agar bisa sama-sama belajar, saya akan membahas tentang apa itu distraksi, penyebab, hingga cara mengatasinya. 

Apa Itu Distraksi?

Apa Itu Distraksi
Sc: Freepik

Sebelum membahas bagaimana cara mengatasinya, kita perlu paham terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan distraksi. Menurut The Britannica Dictionary, distraksi adalah sesuatu yang membuat kita kesulitan berpikir atau memperhatikan. 

Wujud distraksi bisa beragam, termasuk suara berisik atau sesuatu yang ada di sekitar kita, seperti smartphone. Saya pernah mengalami situasi di mana niatnya ingin membuka pesan sebentar, tapi malah terjebak scrolling media sosial selama satu jam. Akhirnya, tugas yang harusnya selesai sore jadi molor sampai malam.

Beberapa hal yang sering mendistraksi orang di tempat kerja adalah smartphone, akses internet, gosip, media sosial, percakapan dengan rekan kerja, sampai email yang terus berdatangan. Kalau saya pribadi, distraksi paling kuat memang datang dari gadget. Sekali saja tergoda, sangat sulit untuk kembali fokus.

Penyebab Distraksi

Penyebab Distraksi
Sc: Freepik

Ternyata, mudah terdistraksi adalah sifat alami manusia. Namun, ada beberapa faktor yang membuat kita semakin rentan kehilangan fokus. Berdasarkan pengalaman saya sendiri, faktor penyebab distraksi bisa datang dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal). 

Faktor internal biasanya berkaitan dengan kondisi mental maupun emosional yang mempengaruhi cara kita bekerja. Jika tidak dikelola dengan baik, hal-hal kecil bisa berkembang menjadi gangguan besar yang menghambat produktivitas. Berikut beberapa contoh faktor internal yang sering saya alami.

  • Kurangnya motivasi. Motivasi diri merupakkan dorongan dari dalam yang membuat kita tetap maju. Kalau motivasinya lemah, hal kecil pun bisa membuat perhatian teralihkan. 
  • Stres dan kecemasan. Saat deadline menumpuk tapi di sisi lain ada masalah pribadi yang ikut menekan pikiran, akan membuat otak sulit berkonsentrasi. Stres benar-benar menjadi bahan bakar bagi distraksi.

Selain dari dalam diri, distraksi juga kerap datang dari luar dan sulit dihindari. Faktor eksternal ini biasanya berkaitan dengan lingkungan sekitar yang kurang mendukung, sehingga konsentrasi mudah buyar meskipun motivasi sedang tinggi. Situasi semacam ini sering membuat pekerjaan jadi tersendat tanpa disadari.

  • Lingkungan kerja yang tidak kondusif. Saat saya mencoba bekerja di kafe agar lebih produktif, tapi kenyataannya malah sebaliknya. Suara ramai, musik keras, dan orang-orang yang lalu lalang membuat sulit fokus. 
  • Gangguan dari rekan kerja. Distraksi sering datang dari ajakan ngobrol dari teman-teman. Sering kali niatnya menjawab sebentar, tapi obrolan berkembang panjang hingga menghabiskan waktu yang harusnya dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan.

Baca Juga: 7 Buku Self Improvement untuk Mengubah Hidup Anda Jadi Lebih Baik

Cara Mengatasi Distraksi

Mengetahui Apa Itu Distraksi
Sc: Freepik

Setelah sering terjebak dalam distraksi, saya mulai belajar bagaimana cara mengatasinya. Memang tidak mudah, tapi perlahan-lahan saya mulai menemukan strategi yang cukup efektif. Anda bisa menerapkan beberapa langkah berikut agar tidak mudah terdistraksi.

1. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Mendukung

Lingkungan sangat mempengaruhi fokus. Misalnya, jika bekerja di kamar dengan kasur empuk di samping, distraksinya besar dan bisa berujung untuk bersantai. Sekarang, saya berusaha menciptakan ruang kerja khusus dengan meja rapi, pencahayaan cukup, dan minim gangguan.

2. Menentukan Prioritas Tugas

Saya mulai membiasakan diri menulis daftar tugas sebelum tidur atau di pagi hari. Dengan begitu, saya jadi lebih tahu mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Rasanya lega ketika bisa mencoret satu per satu tugas dari daftar. Saya jadi tidak mudah terdistraksi karena tahu mana yang benar-benar prioritas.

3. Membatasi Penggunaan Gadget

Smartphone adalah distraksi nomor satu. Maka dari itu, saya punya trik sederhana yaitu meletakkannya jauh dari jangkauan saat bekerja. Jika harus digunakan, saya menonaktifkan notifikasi media sosial. Hanya dengan langkah kecil ini, konsentrasi bisa meningkat drastis.

4. Menjadwalkan Waktu Istirahat

Awalnya saya berpikir kalau semakin lama duduk bekerja tanpa istirahat, hasilnya akan lebih banyak. Ternyata cara ini salah besar. Tanpa istirahat, otak malah cepat lelah dan gampang terdistraksi. Sekarang saya mencoba pola kerja 30 menit fokus lalu istirahat 5 menit. Pola sederhana ini dapat menjaga energi.

5. Tidur yang Cukup

Dulu saya sering mengabaikan untuk tidur cukup. Begadang hingga larut malam membuat saya mudah terdistraksi keesokan harinya. Setelah saya mulai disiplin tidur sekitar 7,5 jam, konsentrasi mulai membaik. Bahkan mood juga lebih stabil, sehingga distraksi terasa lebih mudah dihindari.

Baca Juga: Mengenal Growth Mindset: Kunci Sukses dalam Menghadapi Tantangan Hidup

Tips Agar Tidak Mudah Terdistraksi

Cara Mengatasi Distraksi
Sc: Freepik

Selain menerapkan lima langkah di atas, saya juga memiliki beberapa kebiasan kecil yang membantu menjaga fokus. Dengan membiasakan diri pada rutinitas kecil, suasana kerja berubah jadi lebih tenang, pikiran semakin jernih, dan produktivitas meningkat. Anda bisa mencoba langkah-langkah berikut. 

  • Memahami distraksi pribadi. Setiap orang memiliki distraksi yang berbeda. Saya suka mencatat hal-hal yang sering mengganggu agar lebih waspada.
  • Membuat to-do-list. Daftar ini menjadi panduan harian agar saya tetap on track. Setiap tugas selesai, saya beri tanda centang. Meskipun kesannya kecil, tapi ada perasaan puas.
  • Mengelola waktu efektif. Saya membiasakan diri memberi jeda istirahat singkat di sela pekerjaan. Tujuannya untuk menjaga fokus dan mencegah burnout.
  • Nonaktifkan notifikasi. Gangguan dari ponsel bisa dihindari dengan melakukan langkah sederhana yaitu mematikan notifikasi selama jam kerja.
  • Hindari multitasking. Dulu saya mengira multitasking membuat lebih produktif. Nyatanya malah sebaliknya, fokus terpecah dan pekerjaan jadi berantakan. Sekarang saya mulai mengerjakan satu hal hingga tuntas sebelum pindah ke tugas yang lain.

Baca Juga: 7 Cara Menjadi Leader yang Baik dan Menginspirasi Tim

Penutup

Setelah membahas tentang apa itu distraksi dan cara mengatasinya, saya menganggap distraksi adalah musuh yang tidak bisa dihindari sepenuhnya, namun bisa dikendalikan. Setiap hari ada saja hal-hal kecil yang mencoba mencuri fokus, tapi dengan strategi yang tepat, kita bisa mengurangi dampaknya.

Kuncinya adalah memahami penyebab dan temukan cara paling sesuai untuk mengatasinya. Percayalah, menjaga fokus itu bukan soal disiplin keras semata, tapi soal menciptakan lingkungan, kebiasaan, dan mindset yang mendukung produktivitas.