Profil Muhammad Alfatih Timur: Anak Muda yang Gerakkan Jutaan Aksi Kebaikan

Prestasi dan Profil Muhammad Alfatih Timur

Saya selalu percaya bahwa di balik sebuah platform besar, ada kisah manusia yang panjang, berliku, dan sering kali sunyi. Salah satunya adalah profil Muhammad Alfatih Timur yang membawa perubahan besar. Sosok yang kini dikenal sebagai pendiri dan pemimpin Kitabisa ini bukan hanya membangun teknologi, tetapi juga merawat kepercayaan.

Nama Muhammad Alfatih Timur, atau yang akrab disapa Timmy, semakin dikenal luas ketika ia masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia tahun 2016. Sebuah pengakuan yang menempatkannya sejajar dengan anak-anak muda Asia yang dianggap mampu menjadi game changer di bidangnya. Berikut adalah perjalanan karirnya yang menginspirasi. 

Profil Muhammad Alfatih Timur

Profil Muhammad Alfatih Timur
ThePhrase

Muhammad Alfatih Timur lahir pada 27 Desember 1991. Ia dikenal sebagai mantan aktivis mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sekaligus seorang wirausahawan sosial. Sejak awal, Timmy bukan tipe yang mengejar kesuksesan pribadi semata. Ia justru tertarik pada satu pertanyaan yaitu bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan, tetapi tidak memiliki ruang untuk bersuara?

Ketertarikan itulah yang kemudian membawanya mendirikan Kitabisa pada 6 Juni 2013. Di masa ketika istilah crowdfunding belum familiar di Indonesia, Timmy sudah melihat potensi besar dari gotong royong digital. Ia percaya bahwa teknologi seharusnya tidak hanya mempermudah hidup segelintir orang, tetapi juga membuka akses kebaikan bagi siapa saja.

Kisah Sukses Muhammad Alfatih Timur

Perjalanan Timmy tidak selalu mulus. Sejak SMA, ia sebenarnya sudah menunjukkan prestasi akademik yang menonjol. Namun alih-alih mendapat dukungan, ia justru kerap dirundung dan dicap “culun”. Banyak orang mungkin akan patah semangat, tetapi Timmy memilih fokus pada hal yang bisa dikendalikan yaitu belajar dan berkembang.

Ia berhasil masuk kelas akselerasi SMA Negeri 1 Padang pada periode 2005–2007, lalu melanjutkan studi ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Di bangku kuliah, Timmy tidak hanya duduk di ruang kelas. Ia aktif berorganisasi, pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Kemahasiswaan BEM FE UI dan BEM UI. Ia menjadi lulusan terbaik FEB UI untuk kategori tersebut.

Pengalaman penting lainnya datang saat ia menjadi asisten Rhenald Kasali di Rumah Perubahan. Di sana, Timmy belajar melihat perubahan dari perspektif yang lebih luas tentang bagaimana organisasi bergerak, bagaimana ide diimplementasikan, dan bagaimana kepemimpinan diuji di lapangan nyata. Semua pengalaman ini memperkaya cara pandangnya tentang kewirausahaan sosial.

Baca Juga: Profil Felicya Angelista Membangun Scarlett: Dari Ide Sederhana Menjadi Brand Besar!

Dari Kost-an Sampai Jadi Platform Nasional

Muhammad Alfatih Timur
Mozaik Islam _ Inilah

Salah satu bagian paling menarik dari kisah Timmy adalah bagaimana Kitabisa lahir dari kebiasaan sederhana. Saat masih kuliah, ia dan teman-temannya sering patungan membantu pemilik kost yang sakit atau pasien kanker yang kesulitan biaya. Metodenya pun sangat konvensional, yaitu broadcast BBM, transfer antar-bank, dan laporan manual.

Dari situ muncul kesadaran penting. Jika kebaikan ingin menjangkau lebih banyak orang, dibutuhkan wadah yang lebih cepat, transparan, dan bisa dipercaya. Tahun 2013, Kitabisa resmi diluncurkan dalam bentuk website sederhana. Investor kala itu masih ragu, timnya kecil, dan dananya terbatas. Namun semangat gotong royong justru menjadi bahan bakar utama.

Empat tahun kemudian, aplikasi Kitabisa dirilis dan pertumbuhannya melonjak drastis. Kini, platform ini mencatat lebih dari satu aksi kebaikan setiap detik. Jutaan donasi mengalir setiap tahun, dengan nilai triliunan rupiah yang membantu berbagai kampanye sosial, medis, dan kemanusiaan. Hingga kini, platform Kitabisa menjadi salah satu yang terpercaya.

Memfasilitasi Jutaan Aksi Kebaikan

Hingga kini, Kitabisa telah memfasilitasi lebih dari 1,5 juta donasi masyarakat secara online dan menjadi salah satu platform crowdfunding paling dipercaya di Indonesia. Perannya semakin terasa saat pandemi Covid-19 melanda. Melalui kampanye #BersamaLawanCorona, Kitabisa berhasil menghimpun lebih dari 705.000 donatur untuk berbagai kegiatan solidaritas nasional.

Inovasi tidak berhenti di sana. Platform Kitabisa juga meluncurkan program Saling Jaga pada 2020, sebuah inisiatif perlindungan kesehatan berbasis gotong royong. Dengan iuran minimal Rp10.000, para anggota saling membantu ketika ada yang mengalami penyakit kritis atau terdampak Covid-19. 

Dalam dua tahun, lebih dari 700.000 anggota terhubung dan ribuan penerima manfaat terbantu. Meski program ini harus dihentikan karena regulasi, semangatnya tidak padam. Dari sanalah lahir Kitajaga, layanan Insurtech yang menjadi bagian dari transformasi sosial Kitabisa ke tahap berikutnya.

Baca Juga: Profil Shinta Nurfauzia, Pendiri Lemonilo yang Mengubah Tren FMCG Indonesia!

Perjalanan Karier Muhammad Alfatih Timur

Perjalanan Karier Alfatih
Pancar

Karier profesional Timmy dimulai di Rumah Perubahan sebagai Assistant to CEO (2012–2015). Peran ini membawanya terlibat langsung dalam proyek konsultasi strategis, pelatihan kepemimpinan, hingga riset dan penulisan buku. Pengalaman tersebut membentuk fondasi analitis dan dasar kepemimpinannya.

Di Kitabisa, Timmy menjabat sebagai Co-founder & CEO selama lebih dari satu dekade. Kitabisa kemudian tumbuh menjadi platform crowdfunding terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan ratusan karyawan dan jangkauan dampak yang luas. Pada 2023, ia beralih peran menjadi President & Co-founder, fokus pada strategi jangka panjang dan pengembangan ekosistem teknologi kebaikan.

Selain itu, profil Muhammad Alfatih Timur seputar karir lainnya yaitu ia turut tergabung dalam Endeavor Entrepreneur sejak 2019. Selain itu, Timmy juga terpilih sebagai Eisenhower Fellowships Global Fellow pada 2024. Kedua peran ini memperluas jejaring globalnya dalam inovasi sosial dan kepemimpinan.

Membangun Kredibilitas dan Rasa Percaya

Bagi saya, salah satu tantangan terbesar dalam perjalanan Timmy adalah membangun kepercayaan publik. Di tengah maraknya kasus penipuan, mengajak masyarakat berdonasi secara online bukan perkara mudah. Timmy menjawabnya dengan transparansi, sistem yang terus diperbaiki, dan komitmen pribadi yang nyata. Bahkan, sisa dana pernikahannya pernah dialokasikan untuk mengembangkan platform Kitabisa.

Cetak Prestasi dan Raih Penghargaan

Prestasi Fatih
Entrepreneur – Bisnis

Deretan prestasi Timmy cukup panjang. Ia pernah meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional, mulai dari Leadership Conference di Singapura, Beasiswa Unggulan Dikti, hingga penghargaan layanan sosial dari ILUNI UI. Namanya juga tercatat sebagai pemenang INAICTA 2014 dan masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia 2016 kategori wirausaha sosial.

Namun jika ditanya apa pencapaian terbesarnya, saya rasa jawabannya bukan piala atau daftar penghargaan. Melainkan jutaan orang yang terbantu, dan budaya gotong royong yang kini menemukan rumah baru di dunia digital.

Baca Juga: Profil Aruna Harsa: Anak Muda di Balik Dekoruma yang Masuk Forbes 30 Under 30!

Penutup

Profil Muhammad Alfatih Timur dan kisahnya mengajarkan saya bahwa perubahan tidak selalu lahir dari ide besar, tetapi dari kepedulian yang dirawat setiap hari. Ia memilih jalan yang tidak instan, membangun kepercayaan sedikit demi sedikit, dan konsisten pada nilai yang diyakini. Jika Anda sedang mencari inspirasi tentang kepemimpinan, perjalanan Timmy adalah salah satunya.