Intip Profil Robert Kuok, Taipan dan Filantropis yang Berasal dari Malaysia!

Robert Kuok

Di antara para pengusaha sukses Asia yang merajai dunia bisnis, Robert Kuok menjadi salah satu nama yang telah lama menjadi legenda. Perjalanan karirnya pun tak luput menjadi perhatian, termasuk bagi saya. Oleh sebab itu, mari simak perjalanan hingga profil Robert Kuok yang bisa kita jadikan inspirasi.

Robert Kuok sendiri menjadi orang terkaya di Malaysia selama lebih dari dua dekade. Dirinya terjun ke berbagai bidang bisnis yang terus mengukuhkan namanya sebagai salah satu orang terkaya di negaranya.

Profil Robert Kuok

Profil Robert Kuok
Source: successstory

Robert Kuok Hock Nien atau banyak dikenal sebagai Robert Kuok lahir di Johor Bahru, Malaysia pada 5 Oktober 1923 ketika wilayah tersebut masih berada di bawah penjajahan Inggris. Pemberian nama “Robert” sendiri terinspirasi dari tokoh sejarah yakni Robert the Bruce.

Robert sendiri merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Kuok Keng Kang dan Zheng Ge Ru. Sejak dirinya kecil, sang ayah sudah mendaftarkannya ke sekolah dasar berbahasa Inggris. 

Setelah tumbuh di lingkungan multikultural dan suasana perang membuat Robert cukup mahir dalam berbagai jenis bahasa. Beberapa bahasa yang ia kuasai adalah Fuzhou, Inggris, dan bahkan mempelajari bahasa Jepang semasa pendudukan Jepang di Malaya. Kemudian, Robert memilih untuk menempuh pendidikannya di English College Johor Bahru, setelah itu ia melanjutkan studi ke Raffles Institution di Singapura.

Perjalanan Karir Robert Kuok

Profil Robert Kuok
Source: weirdkaya

Robert Kuok mengakui bahwa dirinya memulai karir pekerjaannya sebagai seorang office boy. Kemudian, antara tahun 1942-1945 dia memutuskan untuk bekerja di usaha perdagangan beras yang saat itu dikuasai oleh Jepang, Mitsubishi Shoji Kaisha. Lalu, setelah Jepang mundur dan Perang Dunia II berakhir, ia mengambil keputusan untuk mendirikan usaha berasnya sendiri bersama dengan dua orang saudara dan sepupunya.

Pada tahun 1949, ia pun mendirikan Kuok Brothers Sdn Bhd yang bergerak di bisnis jual beli bahan pokok, seperti gula, beras, dan juga tepung terigu. Ketika Malaysia berhasil mendapatkan kemerdekaan mereka di era 1950-an, Robert Kuok pun menjalin kemitraan dengan pemerintahan baru untuk mendirikan perusahaan penyulingan gula dengan nama Malayan Sugar Manufacturing Co. Bhd.

Ketika Robert Kuok menjalankan bisnis penyulingan gulanya di Malaysia, ia dan perusahaannya berhasil menguasai 80% pasar gula Malaysia dengan hasil produksi mencapai 1,5 juta ton. Karena keberhasilannya inilah, tak heran apabila dirinya sampai dijuluki “Raja Gula Asia”. 

Kuok pun melebarkan sayap bisnisnya dengan menyasar industri perhotelan. Akhirnya, pada tahun 1971, ia membangun hotel Shangri-La pertama yang ada di Singapura. Tidak lama dari situ, ia pun mulai mengekspansi bisnisnya ke pasar properti di Hong Kong. Ia pun mengakuisisi lahan di sekitar kawasan Tsim Sha Tsui East yang kala itu baru direklamasi. Robert kemudian mendirikan hotel keduanya di atas lahan tersebut dan diberi nama Kowloon Shangri-La.

Baca juga: Haryanto Tjiptodihardjo Pengusaha Atap Polimer yang Melonjak ke Papan Atas

Pendiri Shangri-La

Shangri-La
Source: thevibes

Di tahun 1974, Kuok mendirikan kantor perusahaan di Hong Kong sebagai kerry Holdings untuk membuka Kowloon Shangri-La yang akhirnya dibangun pada 1977. Kerry Group pun menjadi salah satu perusahaan asing pertama yang mampu beroperasi di daratan China pada tahun 1980.

Langkah Kuok untuk memperbesar jaringan bisnisnya juga dilakukan dengan membeli 34,9 persen saham milik Rupert Murdoch dari News Corporation di South China Morning Post. Kuok juga diketahui memiliki hak kepemilikan atas Beijing World Trade Center. 

Kuok juga menjalankan bisnis lain yang bergerak di industri kelapa sawit terbesar di dunia, Wilmar International bersama dengan keponakannya. Robert Kuok diketahui idak hanya bergelut di industri perkebunan tebu, penyulingan gula, minyak, perdagangan, atau properti. Ia juga memiliki bisnis di bidang lain seperti keuangan, pertambangan, penerbitan, hingga pengangkutan melalui Transmile Group. 

Kuok yang diketahui memegang kendali atas Transmile Group, perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengangkut barang antara India dan China. Selain menjadi seorang pengusaha, Robert Kuok juga dikenal sebagai tokoh politik berpengaruh yang mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah China dan Malaysia.

Bahkan, Kuok juga membangun Kuok Foundation sejak 1970 untuk membantu meningkatkan pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Lewat yayasannya ini, ia memberikan beasiswa dan hibah yang digunakan untuk meningkatkan fasilitas pendidikan serta mempromosikan penelitian ilmiah.

Harta Kekayaan Robert Kuok

Yayasan Robert Kuok
Source: successstory

Menurut Forbes, pria yang berusia 102 tahun ini dilaporkan memiliki harta kekayaan bersih mencapai US$12,8 miliar. Ini setara dengan Rp212,55 triliun (jika dihitung berdasarkan kurs US$1 = Rp16.605). Sumber pendapatan utamanya berasal dari perusahaan yang bergerak di industri penyulingan gula, serta jaringan global dari Shangri-La Hotels yang ia miliki bersama dengan berbagai investasi lainnya.

Baca juga: Profil dan Fakta Duan Youngping, Pengusaha Sukses Smartphone

Penutup

Robert Kuok
Source: successstory

Keberaniannya dalam melakukan investasi di sederet negara Asia dan non-Asia ini menghadirkan pundi-pundi kekayaan untuk Robert Kuok. Kekayaan yang dimilikinya sekarang pun tidak luput dari ketekunan dan dedikasi yang secara konsisten ia lakukan selama bertahun-tahun. Hal ini pula yang membuat Robert Kuok menjadi sosok yang sangat menginspirasi pagi para pelaku bisnis.